Minggu, 08 Mei 2016

Some advice for parents



Berdasarkan pengalaman saya sendiri dengan uang dan sebagai Mahasiswa program pasca sarjana Magister Management (MM) Konsentrasi Keuangan Universitas Esa Unggul, saya ingin berbagi beberapa tips yang saya percaya bisa memiliki dampak positif pada prospek keuangan masa depan anak-anak kita. Hal ini penting untuk kita akui karena menurut saya sebagian besar anak-anak kita belajar tentang keuangan dimulai dari rumah. 

Dan perlu kita ketahui menurut Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK  Sri Rahayu Widodo (23 Agustus 2014)  mengatakan tingkat literasi keuangan  (cerdas keuangan) masyarakat Indonesia masih rendah hanya 21,7 persen . Ketinggalan dengan tingkat literasi keuangan masyarakat Malaysia  yang telah mencapai 60-70 persen dan masyarakat Singapura telah mencapai 98 persen.

Tentu saja memimpin dengan memberikan contoh pada anak-anak kita lebih baik. Tapi paling tidak walaupun kita belum menguasai seni menabung berbicara tentang sesuatu yang masuk akal dengan uang dan membantu anak-anak kita untuk membangun kebiasaan menabung adalah sesuatu yang sangat berharga. Diskusikan dengan mereka pentingnya menyisihkan uang untuk dana darurat buat hari-hari menyedihkan yang diluar dugaan dan kehendak kita (rainy day), agar tidak boros dan menghabiskan semua uang yang mereka peroleh.

Kalo mau pasti bisa!

Berikut adalah beberapa ide yang bisa kita gunakan untuk membantu anak-anak kita mengembangkan pendekatan yang masuk akal untuk mensikapi uang yang relevan dengan usia mereka. Pertama masa anak-anak muda, berikanlah uang saku sekolah mereka secara mingguan / bulanan. Dengan cara ini anak-anak akan mulai belajar dasar-dasar pengelolaan uang.  Anak akan belajar membuat keputusan bagaimana uang tersebut akan digunakan, tetapi jangan lupa dorong mereka untuk menyimpan sebagian dari jatah uang saku sekolahnya, buatkan rekening tabungan anak-anak di Bank Syariah.

Sarankan mereka menuliskan keinginan mereka menabung untuk keperluan apa dan berapa jumlah uang yang mereka butuhkan untuk ditabung, kemudian temepatkan tulisannya di dinding kamar tidur mereka.  Untuk menjadi pengingat dan motivasi besar bagi mereka. Agar lebih terasa  cobalah buat papan visi mini dengan guntingan majalah / pensil berwarna, atau bahkan dengan menggunakan media pada komputer atau tablet elektronik.

Kedua masa awal remaja, anak-anak menjadi besar dan sering juga banyak acara dengan teman-temanya yang membutuhkan uang  yang tidak sedikit. Pada usia ini berikanlah uang saku tambahan namun dengan syarat anak bisa membantu orang tua untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang disepakati bersama. Tujuanya untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman bahwa 'uang tidak tumbuh di pohon' dan kita harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Tetap dorong mereka untuk tetap menyisihkan uang yang mereka peroleh untuk keinginan mereka yang lebih besar. Bikin papan visi untuk mengingatkan dan memotivasi mereka untuk apa uang yang mereka tabung dan berapa julmah uang tabungan yang dibutuhkan.

Ketiga akhir remaja, mulai disekitar umur 15 tahun anak bisa dilatih untuk bekerja dipekerjaan kasual. Kalo pengalaman saya dulu waktu SMP saya bekerja membatu montir mobil kalo ada kerjaan turun mesin mobil, saya membantu mengambilkan kunci-kunci mobil yang montir tersebut butuhkan. Waktu sekolah SMK beberapa kali dalam seminggu saya ikut kerja partime di Hotel Dinasti Purwokerto setelah pulang sekolah naik sepeda ontel dari rumah sampai hotelnya. Sempat juga ikut bantuin jualan ayam bakar dan goreng di kaki lima dan tambal ban motor. Alhamdulillah waktu kuliah S-1 dan S-2 pun saya bisa kuliah tianpa minta uang sepeser pun pada orang tua, malah saya sedikit-sedikit saya bisa kasih uang ke orang tua.

Pada tahap usia mulai sekitar 15 tahunan ini saya sarankan kurangi  uang saku mereka tetapi tetap dorong mereka untuk terus menabung uang untuk hal-hal yang mereka benar-benar inginkan. Mungkin anak merasa sulit karena kita mereka harus melakukan pekerjaan kasual dan kita memotong uang saku mereka, tetapi ini memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan etos kerja dan keterampilan pengelolaan uang yang baik. Menurut saya ini adalah hadiah yang jauh lebih besar untuk jangka panjang daripada memanjakan mereka sekarang. Buat papan visi  untuk mengingatkan dan memotivasi mereka untuk apa uang yang mereka tabung dan berapa jumlah uang tabungan yang dibutuhkan.

Terakhir usia dewasa, sebagai mahasiswa  sekolah tinggi atau universitas dan memasuki dunia kerja penuh waktu, banyak orang tua akan ingin melihat mereka membangun diri secara finansial dan akan ingin berperan dalam hal ini. Saran saya sejak menginjak bangku kuliah, anjurkan anak untuk menabung uangnya bukan di Bank Syariah lagi, tapi pindah ke investasi Reksadana Syariah. Karena return yang dihasilkan lebih tinggi disbanding Cuma nyimpan uang di Bank Syariah saja bisa sampai 16persen. Pilih jenis Reksadana Syariah Campuran sesuai dengan jangka waktu anak kuliah 4 tahun. Tetap sarankan anak buat papan visi  untuk mengingatkan dan memotivasi mereka untuk apa uang yang mereka tabung dalam waktu 4 tahunan dan berapa jumlah uang tabungan yang dibutuhkan. Penutup jangan lupa juga ajarkan pada anak kita untuk selalu berbagi dengan uang yang mereka peroleh kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Terimakasih, semoga bermanfaat. Salam sukses mulia, selamat mencoba.

2 komentar:

  1. simpel dan penuh manfaat tulisannya pak Tri Yuwono, barakallah

    *syalputih ILBS Jakarta 02

    BalasHapus