Rabu, 12 Oktober 2016

Kalkulator investasi reksa dana bulanan

Prioritaskan kebutuhan keuangan untuk apa dulu yang ingin kita capai dengan investasi reksa dana. Berapa besar kebutuhan dananya dan berapa tahun lagi kebutuhan keuangan tersebut harus terwujud. Kemudian hitung dulu sebelum memulai investasi reksa dananya.

Contoh Tri Yuwono butuh uang sebesar lima puluh juta rupiah dalam waktu enam puluh bulan lagi (lima tahun) untuk biaya daftar haji kedua orang tuanya. Berapa besar investasi yang harus Tri Yuwono keluarkan tiap bulan selama enam puluh bulan (lima tahun)? Jenis reksa dana apa yang harus digunakan agar kebutuhan keuanganya bisa tercapai?

Jawabanya yakni untuk mewujudkan kebutuhan keuangan biaya daftar haji kedua orang tuanya dalam jangka waktu lima tahun lagi sebesar lima puluh juta rupiah. Tri Yuwono memilih jenis reksa dana saham syariah. Dengan memasukan perkiraan imbal hasil reksa dana saham syariahnya sebesar 15%. Dalam jangka waktu investasi enam puluh bulan (lima tahun) Tri Yuwono cukup investasi tiap bulan sebesar lima ratus enam puluh ribu rupiah. Insya Allah kebutuhan keuangan lima tahun lagi sebesar lima puluh juta rupiah dapat tercapai.





Selasa, 06 September 2016

Tips investasi reksa dana



Agar kita bisa sukses dalam beinvestasi  tentunya kita harus cerdas dalam mengatur cash flow (arus keuangan) kita tiap bulan. Cash flow ibarat water flow, mengalir begitu seterusnya tiap waktu. Kalo kita gak bisa mengelola dengan baik bisa jadi air tidak mengucur lagi alias kekeringan. Boro-boro bisa invest malah hutang buat nutup lobang.



Ada 4 hak yang perlu diperhatikan dalam membelanjakan uang kita yakni hak untuk Allah subhanahu wata’ala (bayar zakat, infak, sedekah), hak untuk orang lain (bayar cicilan hutang), hak untuk masa depan kita (investasi) dan terakhir hak untuk masa kini kita (biaya hidup).

Jadi prioritas yang pertama setelah kita terima gaji tiap bulan adalah bayar hak Allah dulu minimal 2,5%, selanjutnya bayar hak orang lain (cicilan hutang kita), kemudian kita investasi untuk masa depan kita minimal 10% kalo tidak kita termasuk orang yang pelit pada masa depan kita sendiri. Kalo pengin cepet makmur investasilah sebanyak-banyaknya. Sisanya barulah kita cukupkan untuk kebutuhan hidup kita sebulan sampai gajian lagi. Memang harga bahan pokok naik terus, tapi kita bisa mengatur tiap hari menu makan di meja makan kita di rumah agar hemat, uangnya cukup sampai gajian lagi



Selanjutnya tips untuk berinvestasi pada reksa dananya yang pertama tentukan tujuan investasi kita. Apa yang ingin kita wujudkan (ibadah haji, umrah, beli rumah, mobil dsb) 

Kedua tentukan jenis reksa dana yang akan kita pilih untuk invest sesuai dengan jangka waktu (berapa tahun) tujuan (keinginan) kita harus terwujud. Dan sesuaikan profil risiko kita (konservatif, moderat / agresif) dalam memilih reksa dananya. 

Baca dan teliti keterangan ringkas, propektus reksa dana sebelum kita putuskan untuk memilih reksa dana tersebut. Selamat mencoba.

Jangka waktu dan imbal hasil investasi reksa dana



Pada prinsipnya investasi juga berisiko. Semakin tinggi imbal hasil (keuntunganya) maka semakin tinggi pula risikonya (high return, high risk) sebaliknya semakin kecil risikonya semakin kecil pula imbal hasil (keuntungan) investasi reksa dananya (low risk, low return). Tinggal kita sesuaikan dengan profil risiko kita, mau invest ke reksa dana yang jenis apa. Apakah kita termasuk investor yang agresif (mau ambil risiko tinggi), moderat (mau ambil risiko menengah - tinggi) atau konservatif (mau ambil risiko relatif kecil - kecil). 


Untuk tipe investor konservatif disarankan gunakan reksa dana pasar uang dengan jangka waktu investasi < 1 Tahun, perkiraan imbal hasil 5% -  7% dan reksa dana pendapatan tetap dengan jangka waktu investasi  1 - 3  Tahun, perkiraan imbal hasil 7% -  9%. Untuk tipe investor moderat disarankan gunakan reksa dana campuran dengan jangka waktu investasi 3 - 5 Tahun, perkiraan imbal hasil 12% -  15%. Untuk tipe investor agresif disarankan gunakan reksa dana saham dengan jangka waktu investasi  5 Tahun, perkiraan imbal hasil 15% -  18%

Jenis-jenis Reksa Dana dan komposisi portofolio investasinya



Secara garis besar reksadana ada empat yakni reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Untuk reksa dana syariah umumnya ada tambahan nama syariah dibelakang nama reksa dananya sedangkan pada reksa dana tidak. Reksa Dana Syariah Pasar Uang adalah reksa dana yang hanya melakukan investasi pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri dan atau  efek syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan atau sisa  jatuh temponya tidak lebih dari 1 (satu) tahun


Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap.

Reksa Dana Syariah Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek syariah bersifat ekuitas.

Reksa Dana Syariah Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi pada efek syariah bersifat ekuitas, efek syariah berpendapatan tetap, dan atau  instrumen pasar uang  dalam negeri  yang masing-masing  tidak melebihi 79% dari Nilai Aktiva Bersih, dimana dalam portofolio reksa dana tersebut wajib terdapat efek syariah bersifat ekuitas dan efek syariah berpendapatan tetap.

Reksa Dana Syariah Terproteksi reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 70% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap dan paling banyak 30% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk saham syariah dan atau sukuk yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri

Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana



Reksa dana syariah dikelola sesuai prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya pada efek-efek yang masuk dalam DES (Daftar Efek Syariah). Terdapat mekanisme pembersihan kekayaan non halal (cleansing). Akad (perjanjian) syariah dan diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah).


Sedangkan Reksa Dana dikelola tanpa memperhatikan prinsip syariah. Investasi pada seluruh efek. Perjanjian konvensional. Tidak ada DPS (Dewan Pengawas Syariah) dan tidak ada mekanisme pembersihan kekayaan non halal (cleansing).

Nama Reksa Dana syariah ada kalimat sharia / syariah dalam Reksa Dana tersebut. Contoh jenis Reksa Dana Saham dari Manajer Investasi CDE. Nama Reksa dananya ABC saham Syariah. Kalo Reksa Dana konvesional tidak ada nama syariah / sharia dalam Reksa Dana tersebut. Contoh jenis Reksa Dana Saham dari manajer investasi GHI. Nama Reksa Dananya ABC Saham.