Selasa, 06 September 2016

Kenapa harus berinvestasi



Seseorang melakukan investasi  karena dipicu oleh kebutuhan akan masa depan, misalnya untuk biaya ibadah haji dan umrah, beli rumah, mobil, pendidikan anak dsb. Dalam kitab suci orang muslim pun diajarkan untuk investasi antara lain seperti dalam surat Yusuf & Al Kahfi.

Nabi Yusuf mengajarkan kita untuk konsumsi sedikit & banyak investasinya. "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. [QS. Yusuf 47]."

Dalam surat Al Kahfi, dikisahkan ada orang soleh dijamanya Nabi Khidhr yang berinvestasi untuk masa depan anak-anaknya sejak usia anak-anaknya masih kecil. Disini dikisahkan orang soleh tsb meninggal ketika anak-anaknya belum dewasa. Namun beliau sudah punya investasi buat anaknya ketika dewasa.

 "Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". [QS. Al Kahfi 82]."

Tapi sayang, banyak di antara kita yang belum memikirkan kebutuhan akan masa depan. Padahal, kalau saja mereka tahu semakin ke depan, biaya hidup seseorang semakin bertambah.



Seseorang yang menyadari bahwa kebutuhan masa depan akan lebih besar, tentu mereka akan menyempatkan diri berhemat dalam mengelola keuangannya. Mereka jelas akan melakukan perencanaan (investasi) guna memenuhi kebutuhan tersebut.

Selain kebutuhan akan masa depan, seseorang melakukan investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi) dan laju inflasi yang tinggi. Hampir tiap tahun gaji naik tapi karena inflasi harga-harga juga naik. Contohnya satu bungkus mie instan tahun 1997 harganya Rp 250. Sekarang tahun 2016 satu bungkus mie instan harganya bisa Rp 3.000.  Itulah inflasi,  tantangan yang perlu kita hadapi.


Tapi, dengan adanya alternatif investasi sperti reksa dana memungkinkan seseorang bisa memenuhi kebutuhan masa depan, dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang baik serta implementasi secara disiplin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar